Senin, 30 Desember 2013

Hujan dan Kamu

Aku di lahirkan untuk jadi penikmat setia hujan.
Kadang aku juga benci, menggagalkan semuanya, merusak setiap rencana, tp percayalah...saat kau jatuh cinta, hujan adalah sesuatu yg membuatmu bahagia karena mampu menjebakmu bersamaan dengan orang yg kau berikan cintamu.

Begitupun kamu.
Jika dari dulu aku tahu bahwa bahagiaku adalah kamu, harusnya aku segera membuka hatiku sejak dulu.
Tidak perlu mampir dan melihat sana-sini untuk memastikan pencarianku, jika hal itu sedang sibuk mendekat ke arahku.
Sekali lagi, aku memang bodoh!

Hujan itu indah dan kamu itu manis.
Nah, aku punya keduanya.
Meski bukan milikku sepenuhnya, dan memang bukan milikku, tapi setidaknya kolaborasi kecil yg padu ini semakin mengindahkan aku, perjalanan suramku.

Aku tak akan meberimu gombalan seperti yg lainnya, seperti:
  • Kamu kayak bintang, jadi inspirasi dalam malamku yg gelap
  • atau...kamu adalah matahariku, menyinari setiap langkahku
  • bisa juga, kamu laksana embun, menyegarkan pagiku
Enggak, aku tidak mainstream seperti itu, tjiiee gitu banget!
Sebenarnya kamu mencakup semua di atas, tapi satu yg membuatku memandangmu begitu kuat, 
aku pernah begitu bahagianya melihat tawamu karena aku, saat hujanku turun sebagai backsound terbaik sore itu...
Yaa...kurang lebih seperti itu...

Minggu, 29 Desember 2013

IYAKAN???

Mungkin...
Mungkin di matamu aku ini terlalu biasa, memang.
Aku menyadari semua itu, tidak ada satu pun yg membuat kamu bahkan orang lain memandangku special, iya aku tahu itu.
Mungkin juga, aku terlihat begitu bodohnya, begitu naifnya.
Sampai banyak sekali orang yg meninggalkan dan membiarkan aku menjalani hari sendirian, kamu bahkan perlahan tahu tentang itu semua.
Dan mungkin, aku terlalu berlebihan dalam menanggapi dan mengartikan semuanya. Juga saat kamu tiba-tiba 'datang', iya...aku terlalu berlebihan mungkin.

Tapi begini...
Aku sebenarnya cuek dalam segala hal, aku terkadang terkesan sombong, aku tidak begitu peduli pada sekitarku, jika bukan orang-orang terdekatku.
Dan tidak pada sembarang orang aku ingin dan mampu menceritakan kisah hidupku, lebih tepatnya kesuraman perjalananku.
Tapi padamu aku merasa harus menceritakan semuanya, ingin bercerita segalanya, segala-galanya.
Karena kamu mendengarku, menyimak kata demi kata yg terketik, tertulis, terdengar dan terucap.
Aku merasa istimewa atas semua itu, trimakasih yaa...
Dulu aku pernah sebegitu di dengar dan di perhatikan, tapi akhirnya aku di abaikan.

Ehm...
Aku kenapa ya malam ini?
Ingat masa lalu? Ah TIDAK!
Aku sudah lupa semuanya, aku melepaskan mereka dan segalanya, jika memang terbaik dan terindah, harusnya tidak membiarkan aku menjadi onggokan yg terkapar sendiri, itu bulshit!
Lalu sebenarnya aku ini...
Huft...
Aku ingin kamu dengar malam ini, aku juga ingin mendengarmu.
Aku ingin berbicara sampai lupa waktu, hahaha.
Aaaaahhhh, gawat jika aku sudah mulai terbiasa dengan segala sesuatu tentangmu!

Eh, sudahlah jangan diteruskan membacanya.
Aku juga belum memahami ini maksudnya apa.
Kamu bilang, tulis saja semuanya, yg penting menulis, iyakan???


Maaf, ini ceritaku! :)

Sebelum kenal kamu, aku menentang teori hujan yang aku buat sendiri.
Mau tahu?
Hujan itu tidak mengajarkan kemunafikan, dia selalu menunjukkan harapan dan angan-angan yang benar.
Aku pengecut sekali, tapi aku juga tak pernah tahu harus berbuat apa untuk menerapkan semua itu.
Mungkin ini akan jadi sebuah pengakuan tentang kediamanku selama ini, tentang keangkuhan dan kesombonganku yang absurd dan tak pernah mampu terbaca nalar.
Aku tak peduli kamu akan membacanya dan hanya tersenyum sinis atau enggan membacanya dan aku baru saja selamat dari nasib buruk, ah sebenarnya bukan begitu...

Baiklah...
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Kamu sebenarnya sama saja dengan yang lainnya menurutku, tapi entah energi apa yang tercipta saat itu sampai aku selalu canggung dan resah saat harus bertemu dan menatap matamu.
Hingga saat ini, saat aku mengungkapkan semua ini aku tak pernah tahu, sungguh!
Kamu juga tak pernah tahu hal satu ini kan?
Bahwa aku selalu berusaha mati-matian menutupi kebodohanku harus berbuat apa saat benar-benar sudah kepepet harus berhadapan langsung denganmu, aku menutupi semua bentuk salah tingkahku agar tak semakin terlihat konyol dan goblok di hadapanmu.
Selain itu, kamu juga tak pernah tahu aku selalu mencari sosokmu saat melihat kerumunan orang-orang yang biasa kulihat bersamamu.
Saat aku mendapati kamu tak ada disana, aku kecewa.
Nah, aku juga tak bisa mnegartikan yang satu ini apa maksudnya?
Terkadang bahkan aku selalu marah dan ingin memaki diriku sendiri atas semua keangkuhanku yang, ihh...aku benci!
Saat harus membuang muka dan pura-pura tak menyadari kehadiranmu.
Aku baru berani melihatmu saat kamu sudah berlalu, tapi yang kudapati hanya punggungmu, dan aku menyesal.
Aku kecewa, aku bodoh!
Apa susahnya hanya memandang sebentar dan bersikaplah biasa saja, selama ini juga itukan usahanya!!!
Dan...
Ini yang paling aku sembunyikan, darimu, dari orang-orang di sekitarku.
Hingga aku ikhlas membiarkannya membusuk dalam kulkas hatiku.
Selama ini...
Saat mendapati sosokmu...
Saat akhirnya melihat dan bertemu kamu...
Apalagi menemukan senyummu...
Aku...

Aku...
Selalu terlihat gila segila-gilanya jika harus menutupi kebahagiaanku dan rasa di dadaku yang sedang meledak-ledak riang.
Itu yang tersulit!
Sulit sekali!
Karena aku tak ingin satupun orang tahu, jangan!
Cukup aku saja dan Tuhanku.
Meskipun sakit dan membuat sedikit sesak dalam palung di hatiku, tapi aku menikmati kesakitan itu.
Yaa...aku menikmatinya seorang diri.
Berusaha sekuat hati menyimpannya sendiri, tapi nyatanya dan akhirnya kamu sendiri-lah yang membuat pertahananku runtuh.
Ah kamu...hebatnya!

Dan aku harap setelah jariku menari-nari di keyboard untuk mengatakan semua ini, aku bisa lega tanpa harus menyimpan beban berat saat harus berusaha menutupi semuanya.
Hahaha, aku tidak terlihat tolol lagi kan???

Jadi...

Ini ceritaku, apa ceritamu??

Hati di antara garis Hujan dan Senja

ini hanya goresan pena berteman sepi yang setia
diantara rintik keindahan aku hanya ingin sedikit bercerita
aku tekankan ini bukanlah sebuah puisi atau karya sastra yang patut dipuji, sekali lagi ini tentang hati

siang menjelang sore diruangan ini lagi, selalu disini
aku sedang duduk disudut jendela menikmati bulir-bulir hujan yang manis, merasakan harum aroma tanah basahnya yang khas
beberapa daun terlepas dari tangkainya dan berjatuhan seperti efek slow motion dalam akting-akting selebritis ibu kota
aku menggenggam secangkir milo hangat yang nikmat, ah...uapnya yang menyeruak mengenai wajahku selalu menjadi detik favorit yang terlewat untukku
aku mensyukuri seperti apapun bentuk hidupku saat ini
aku menyadari seperti apapun harus kunikmati, seperti sore ini
kolaborasi sempurna antara hujan dan secangkir yang sedang ku genggam, itu semua sudah lebih dari anugerah, bukan begitu?
tentang cinta, usaha, dan perjuangan yang sia-sia itu hanyalah sebuah seni
bagaimana hidup akan lebih indah dari pelangi jika kita pernah merasa kecewa dan kenal namanya luka
jatuh memang sakit, tapi dari situ kita tahu maknanya bangkit, kembali berdiri, menata lagi, merangkak lalu dan kemudian berlari

hujan itu adalah hal yang jujur, menjelaskan isi hati yang tak mampu diucapkan
tidak pernah bisa mewakili segala macam kemunafikan, hanya menjelaskan dan menyiratkan sebuah harapan yang benar
jadi, pernah kamu melupakan apapun yang kamu lakukan bersama dengan hujan?
aku berani bertaruh, tak akan...
tak akan ada satupun orang yang akan melupakan semua kenangannya bersama hujan
meski entah itu suram, kelabu, hitam
tapi hujan yang tersorot langit jingga dan ketika kamu tertawa bersamanya, berbicara banyak hal favoritmu yang ceria, dan memainkan game-game tak bergunalah yang akan mampu menjadikan bahagiamu jadi lebih nyata...

sekali lagi, ini bukan bualan karya sastra
ini tentang hati diantara garis hujan dan senja
kamu mengerti (?)

Sabtu, 28 Desember 2013

Untuk Ayah...

Untuk ayah tercinta...

Ayah...
Sudah tahukah kalau aku begitu menyayangi ayah?
Mungkin kadang aku terlihat mengacuhkan, sekan tak peduli dan menunjukkan sayang hanya ketika ayah memenuhi keinginanku.
Tapi percayalah ayah, namamu berada di baris teratas dalam daftar permohonanku pada Tuhan.

Ayah...
Sudah sadarkah gadis kecilmu ini sudah beranjak dewasa.
Bukan lagi gadis kecil yang selalu kau timang dulu, aku sudah nyaris menjadi wanita.
Tapi begitulah ayah, tetap memperlakukanku layaknya balita dulu.
Terkadang aku merasa risih karena itu, tapi saat ini, itulah kebahagiaanku.
Dan aku tahu rasa takut ayah selalu bertambah setiap harinya.
Rasa takut akan kehilangan gadis kecilnya.
Rasa takut ketika harus melepasnya untuk lelaki sejati pilihan ayah.
Semua itu terbaca dari raut wajah ayah saat menasehatiku.

Ayah...
Mungkin aku belum dan tak akan pernah bisa membalas semua yang telah kau berikan.
Perjuangan hidup dan mati, semua pengorbanan dan segala dedikasi.
Aku belum bisa membalas semua itu yah...
Aku hanya masih bisa memberi janji, aku akan membuat ayah tersenyum bangga nanti, kalau itu pasti!

Ayah...
Kau adalah pria terhebat di hidupku!
Aku mencintaimu setengah mati.
Aku ingin selalu bisa bertemu dan melihatmu setiap hari.
Ingin selalu merasakan pelukan hangatmu.
Ingin selalu merasakan belaian tangan kekarmu di kepalaku.
Ah...aku mencintaimu dan tak ada yang bisa mewakilkan perasaan itu.

Dan...
Terimakasih ayah, terimakasih untuk segalanya.
Percayalah lelaki manapun tak akan bisa menggantikan sosokmu, pilihan terakhirku sekalipun, kau tetap yang nomor satu!
Lalu aku mohon dari sekarang, tolong sembunyikan air matamu kelak di belakang kuade pelaminanku.
Percayalah bahwa aku juga menyeleksi siapapun yang pantas menjaga dan menemani hari-hariku nanti, saat bukan lagi dirimu.
Dia adalah lelaki terbaik pilihanku atas persetujuanmu.
Tuhan bersamamu yah, dan malaikat penjagaku akan selalu menemani langkah hebatmu...


Tertanda
-gadis kecilmu-

MINE!

When you're not here,
It's too dark here...

When you're by my side,
That's when the light flame...

And when we're together,
That's into brilliant shinning flow...

CERAHKU

Ketika alam bawah sadarku tergerak bekerja
Memori-memori usang lambat laun makin pudar
Harmoni kenangan perlahan hilang
Melodi indah selamat datang teralun manis
Gemricik air merdu menyambutmu
Ini langit cerahku tentang kehadiranmu

Hujan sendu yang lalu akhirnya punya cerita
Senja murung pun kian indah
Mawarku kini sudah bertuan
Langit gelap pekat kemudian berbintang dan bahagia

Bersamanya aku menjadi segalanya
Beriringan dengannya aku bahagia
Dan tertawa bersamanya adalah sebuah oase yang benar-benar harus tercipta...

Tentang Sabtu

Baik, langsung saja
Jadi begini...
Aku ingin sedikit bercerita tentang hari ini
Hari Sabtu.

Aku tahu, untuk sebagian besar remaja sepertiku, hari Sabtu adalah hari yang di tunggu-tunggu
Kenapa?
Karena esoknya Minggu, hari libur
Kenapa?
Karena esoknya hari libur, mereka pasti di izinkan pulang lebih larut dari biasanya oleh kedua orang tuanya, yaa...kedua orang tuanya
Kenapa lagi?
Karena untuk mereka yang berpasangan, hari Sabtu adalah timing yang pas untuk 'pacaran', oke pacaran! (harusnya ga pake tanda seru segala, tapi sudahlah)
Nah jadi intinyaaaaaaaa...
Hari Sabtu itu special, tapi buat aku TIDAK!!!

Sabtu sebenarnya biasa saja, sama dengan hari lainnya
Meski esoknya bisa santai seharian tapi tanpa menunggu Sabtu aku sudah santai menjalani hidup setiap harinya, oke catet!
Ada atau tidak ada pasangan sekali lagi buatku Sabtu itu BUIASAAAHH AE...

tapi...dunia harus tahu ini :))

Aku belum lama mengenalnya, tapi dia mampu dan berhasil dengan gemilang membuatku akhirnya meyakini Sabtu itu istimewa, dengan atau tanpa pasangan sekalipun

Pasalnya, tanpa sengaja dia mengindahkan beberapa Sabtu akhir tahunku
Dia menyelipkan cerita-cerita baru
Menciptakan keping-keping senyum
Deretan-deretan tawa
Dan menghiasi hujan senja favoritku
Perlahan dia memang jadi raja dalam istana yang aku pun tak pernah sanggup membangunnya sendirian

Oke ini sebenarnya berlebihan, siapapun yang membaca mungkin akan beranggapan ini gombalan basi, aaahhh...sekali lagi aku tak peduli.

Dan pada akhirnya aku memang mengerti, ternyata Sabtu itu memang hari yang sedikit lebih berarti di banding hari lainnya
Karena bersamanya,
Bualan basi, candaan garing, game tidak berguna, milo hambar, hujan awet yang menyebalkan, senja yang tak nampak indahnya, bahasan tak berkualitas, hasil imaji absurd, coretan asala-asalan dan semua hal yang untuk orang lain adalah hal yang 'gak banget' jadi lebih manis dan ada maknanya...

Iya... :))
 

Singkat, Padat, Jelas!

Aku sedang jatuh cinta, benar-benar cinta, sama kamu. Titik.

Hati di antara garis Hujan dan Senja

ini hanya goresan pena berteman sepi yang setia
diantara rintik keindahan aku hanya ingin sedikit bercerita
aku tekankan ini bukanlah sebuah puisi atau karya sastra yang patut dipuji, sekali lagi ini tentang hati

siang menjelang sore diruangan ini lagi, selalu disini
aku sedang duduk disudut jendela menikmati bulir-bulir hujan yang manis, merasakan harum aroma tanah basahnya yang khas
beberapa daun terlepas dari tangkainya dan berjatuhan seperti efek slow motion dalam akting-akting selebritis ibu kota
aku menggenggam secangkir milo hangat yang nikmat, ah...uapnya yang menyeruak mengenai wajahku selalu menjadi detik favorit yang terlewat untukku
aku mensyukuri seperti apapun bentuk hidupku saat ini
aku menyadari seperti apapun harus kunikmati, seperti sore ini
kolaborasi sempurna antara hujan dan secangkir yang sedang ku genggam, itu semua sudah lebih dari anugerah, bukan begitu?
tentang cinta, usaha, dan perjuangan yang sia-sia itu hanyalah sebuah seni
bagaimana hidup akan lebih indah dari pelangi jika kita pernah merasa kecewa dan kenal namanya luka
jatuh memang sakit, tapi dari situ kita tahu maknanya bangkit, kembali berdiri, menata lagi, merangkak lalu dan kemudian berlari

hujan itu adalah hal yang jujur, menjelaskan isi hati yang tak mampu diucapkan
tidak pernah bisa mewakili segala macam kemunafikan, hanya menjelaskan dan menyiratkan sebuah harapan yang benar
jadi, pernah kamu melupakan apapun yang kamu lakukan bersama dengan hujan?
aku berani bertaruh, tak akan...
tak akan ada satupun orang yang akan melupakan semua kenangannya bersama hujan
meski entah itu suram, kelabu, hitam
tapi hujan yang tersorot langit jingga dan ketika kamu tertawa bersamanya, berbicara banyak hal favoritmu yang ceria, dan memainkan game-game tak bergunalah yang akan mampu menjadikan bahagiamu jadi lebih nyata...

sekali lagi, ini bukan bualan karya sastra
ini tentang hati diantara garis hujan dan senja
kamu mengerti (?)

Sajak Tentang Kopi



Malam mungkin kelabu , gelap...


Sisa cerita dari hari yang mengharu biru

Untukku malamku  adalah setia segala ikrar

Yang terlewat bersama kopiku yang tak khianat...

Bagaimana bisa dusta tentang nikmatnya

Munafik tak merasakan hangatnya

Saat bersama kopi senyum dan tawa teralun ingat tentangnya

Uap yang terbang dia bicara...

Tentang pertemuan pertama dua anak manusia

Tertawa bersama atas nama duduk dengan secangkir nikmat Tuhan digenggamnya

Mensyukuri butterfly effect yang menggumamkan syahdu namanya

Karna kopi memang tidak selalu pahit...

Tuhan tau itu dan bercerita padaku

Dengan menciptakan kamu untukku...

Tentang pesona kegelapan hakiki berbalut hangat nyata yang kau agungkan manis rasa senyum dan tawanya

Pemuja waktu yang perlahan hilang bersama detiknya

Mungkin dia berkhianat , tapi kopi pertamaku

Dan yang jadi penikmat malam-malamku setelah itu tidaaaakkk...

Karna dalam secangkir kopi hangatku...


Tuhan baik mengeringkan lukaku . . .

yang Manis untukmu...



Ini adalah bentuk syukurku pada Tuhan, tentang rasa terima kasihku pada semesta.

Kamu tau karena apa?
Karena menghadirkan kamu untukku.

Aku suka semua kebetulan yang dikreasikan semesta tentang aku dan kamu. Aku bangga dengan semua kesamaan yang tercipta. Aku bersyukur tentang kenyamanan yang ada.

Karena bersamamu redup mentariku perlahan menampakkan cerahnya lagi.
Hujan sendu dan senja yang kelabu menjadi bermakna lagi.
Senyum palsu beserta semua bentuk kesepian dan keraguan akhirnya sirna.

Aku bukan satu-satunya yang sendirian, aku bukan satu-satunya yang dicampakkan dan menderita.
Aku punya kamu yang menguatkan aku. Aku punya semangat lewat rangkaian kata dari bibir manismu. Aku percaya aku layak bahagia dengan semua perhatianmu.

Aku mengerti orang tua dan keluargaku menyanyangi aku dengan cara mereka, aku tahu semua yang pernah meninggalkan aku bukan kesalahan, hanya Tuhan punya pengganti yang lebih baik untuk hidupku dan dia adalah dirimu.

Aku cinta suara derap langkahmu yang terseret angin menuju ke arahku. Aku cinta senyum manismu yang menjadi semangat hari-hariku untuk masa depanku. Aku cinta semua gerak-gerikmu saat bersamaku. Aku cinta semua ledakan tawamu yang meruntuhkan semua asa dalam diriku. Aku cinta caramu menunjukkan kamu pernah menyimpan rindu untukku :’)

Terima kasih untuk kehadiranmu yang tak terduga itu. Untuk jutaan waktu yang kamu luangkan demi mendengar basi-basi omong kosong dan curhatan klasikku. Terima kasih sudah meyakinkan segala kebaikan yang awalnya sempat aku abaikan. Terima kasih sudah menjadi sumber inspirasi terhebatku. Terima kasih sudah membuat senyumku mengembang diantara sakitnya rindu dan senja yang terbalut rinai basah favoritku dan kamu. Terima kasih membuatku merasa ada di dekatmu bersama milo hangat kita. Terima kasih sudah menghapus semua mimpi-mimpi burukku dan mengantarkan mimpi dan fantasi indah sampai ke memori malamku.

Aku percaya semua teorimu = , < >

Apapun yang saat ini indah meski belum tentu bisa bersama, tapi semesta pasti tahu waktu yang tepat untuk menyatukannya.

Aku percaya kamu pasti benar-benar datang untuk tinggal, bukan cuma berteduh dan berlindung dari hujan dan sembunyi dari senja. Tapi kamu benar-benar akan bersamaku untuk menemaniku melihat semua itu :) aku mencintaimu, ini sungguhan. Bukan opini, apalagi desas desus, ini nyata. Ini keajaiban semesta :'))

TERISTIMEWA !

Ini tentang keusilan semesta lewat hal bernama menerka
Aku tau dirimu kala itu dan terperangah biasa
Duduk manis di sudut gedung dan menatapku sesaat
Ketika rumput hijau dan semilir angin sore itu membuat senyummu terkembang mengenai kornea mataku
Aku akhirnya tau sosok yang dibisikkan angin berlalu yg menyebutmu dengan KAMU
Lewat untaian kalimat formal di malam sunyiku
Aku sedikit lebih mendekat menuju arah derap langkahmu
Akhir perhelatan akbar yang membuat Tuhan membelokkan arah tatapanku
Semua awalnya biasa, tanpa menyadari kata istimewa yg menganga
Haru biru kisahku ternyata jatuh tepat sasaran dalam paham memorimu
Hingga bertemu denganmu akhirnya menjadi suatu keharusan untukku
Sampai jutaan kupu hinggap dalam dinding diriku
Menahan sunggingan senyum saat mataku menemukan sosokmu
Tarik ulur rasa yg perlahan menjadi siksaan untuk hari-hariku
Namun kau selalu datang lagi sebagai tempatku mengadu
Hingga pagi berhiaskan senyummu kala itu menjadi hari bahagia dalam suramnya minggu kelabu
Amor mungkin berbisik kala sorot jingga tersapu hujan manis
Untuk membuat tanganmu sedetik saja menjelaskan dan menghangatkan telapakku
Perlahan membangun sebuah paham kau memang sengaja diciptakan untukku
Doktrin hujan dan senjaku lalu selalu mengadu
Untuk tetap hinggap di dinding hatimu dan selalu tegar menunggu
Cerita baru tentang aku dan kamu yg duduk di taman segar imajinasiku...
Melanjutkan fantasi tentang kamu yang jadi objek dan sumber inspirasi karya-karya masa depanku... J
-l.u dung-