Ini tentang keusilan semesta lewat hal
bernama menerka
Aku tau dirimu kala itu dan terperangah
biasa
Duduk manis di sudut gedung dan
menatapku sesaat
Ketika rumput hijau dan semilir angin
sore itu membuat senyummu terkembang mengenai kornea mataku
Aku akhirnya tau sosok yang dibisikkan
angin berlalu yg menyebutmu dengan KAMU
Lewat untaian kalimat formal di malam
sunyiku
Aku sedikit lebih mendekat menuju arah
derap langkahmu
Akhir perhelatan akbar yang membuat
Tuhan membelokkan arah tatapanku
Semua awalnya biasa, tanpa menyadari
kata istimewa yg menganga
Haru biru kisahku ternyata jatuh tepat
sasaran dalam paham memorimu
Hingga bertemu denganmu akhirnya
menjadi suatu keharusan untukku
Sampai jutaan kupu hinggap dalam
dinding diriku
Menahan sunggingan senyum saat mataku
menemukan sosokmu
Tarik ulur rasa yg perlahan menjadi
siksaan untuk hari-hariku
Namun kau selalu datang lagi sebagai
tempatku mengadu
Hingga pagi berhiaskan senyummu kala
itu menjadi hari bahagia dalam suramnya minggu kelabu
Amor mungkin berbisik kala sorot jingga
tersapu hujan manis
Untuk membuat tanganmu sedetik saja
menjelaskan dan menghangatkan telapakku
Perlahan membangun sebuah paham kau
memang sengaja diciptakan untukku
Doktrin hujan dan senjaku lalu selalu
mengadu
Untuk tetap hinggap di dinding hatimu
dan selalu tegar menunggu
Cerita baru tentang aku dan kamu yg
duduk di taman segar imajinasiku...
Melanjutkan fantasi tentang kamu yang
jadi objek dan sumber inspirasi karya-karya masa depanku... J
-l.u dung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar