Untuk ayah tercinta...
Ayah...
Sudah tahukah kalau aku begitu menyayangi ayah?
Mungkin kadang aku terlihat mengacuhkan, sekan tak peduli dan menunjukkan sayang hanya ketika ayah memenuhi keinginanku.
Tapi percayalah ayah, namamu berada di baris teratas dalam daftar permohonanku pada Tuhan.
Ayah...
Sudah sadarkah gadis kecilmu ini sudah beranjak dewasa.
Bukan lagi gadis kecil yang selalu kau timang dulu, aku sudah nyaris menjadi wanita.
Tapi begitulah ayah, tetap memperlakukanku layaknya balita dulu.
Terkadang aku merasa risih karena itu, tapi saat ini, itulah kebahagiaanku.
Dan aku tahu rasa takut ayah selalu bertambah setiap harinya.
Rasa takut akan kehilangan gadis kecilnya.
Rasa takut ketika harus melepasnya untuk lelaki sejati pilihan ayah.
Semua itu terbaca dari raut wajah ayah saat menasehatiku.
Ayah...
Mungkin aku belum dan tak akan pernah bisa membalas semua yang telah kau berikan.
Perjuangan hidup dan mati, semua pengorbanan dan segala dedikasi.
Aku belum bisa membalas semua itu yah...
Aku hanya masih bisa memberi janji, aku akan membuat ayah tersenyum bangga nanti, kalau itu pasti!
Ayah...
Kau adalah pria terhebat di hidupku!
Aku mencintaimu setengah mati.
Aku ingin selalu bisa bertemu dan melihatmu setiap hari.
Ingin selalu merasakan pelukan hangatmu.
Ingin selalu merasakan belaian tangan kekarmu di kepalaku.
Ah...aku mencintaimu dan tak ada yang bisa mewakilkan perasaan itu.
Dan...
Terimakasih ayah, terimakasih untuk segalanya.
Percayalah lelaki manapun tak akan bisa menggantikan sosokmu, pilihan terakhirku sekalipun, kau tetap yang nomor satu!
Lalu aku mohon dari sekarang, tolong sembunyikan air matamu kelak di belakang kuade pelaminanku.
Percayalah bahwa aku juga menyeleksi siapapun yang pantas menjaga dan menemani hari-hariku nanti, saat bukan lagi dirimu.
Dia adalah lelaki terbaik pilihanku atas persetujuanmu.
Tuhan bersamamu yah, dan malaikat penjagaku akan selalu menemani langkah hebatmu...
Tertanda
-gadis kecilmu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar